Mengamati KTT Liga Arab yang baru saja selesai diselenggarakan di Damaskus, Ibu kota Negara Suriah, belum ada kekuatan yang bisa dihandalkan dari Negara-negara Arab untuk mengotoritasi dan memaksimalisasi stabilitas kawasan. Pertemuan yang sejatinya memenuhi harapan sebagain besar masyarakat Timur Tengah (Timteng) dan Muslim Dunia itu justru memperjelas adanya praksi-praksi yang sedemikian jauh berseberangan, sehingga tidak dapat duduk semeja dalam memecahkan kebuntuan kondisi Timteng.
Absennya Arab Saudi, Mesir, Yordania dan Libanon adalah persoalan yang besar dan sekaligus menjadi tanda tanya besar. Dalam peta kepentingan Amerika di Timteng, Negara-negara yang tidak hadir dalam KTT tersebut, adalah aliansi-aliansi terdekat Amerika dalam memuluskan skenario politik dan ekonominya di Timteng. Dan fakta ini juga semakin kokoh dengan ketidakharmonisan hubungan Negara-negara yang absent tersebut dengan Suriah, tuan rumah dalam KTT Liga Arab kali ini. Seperti diketahuai, Suriah saat ini adalah negara penentang terdepan (diantara Negara-negara Arab) terhadap kepentingan Zionis Israil dan Amerika di Timting. Dan aliansi Suriah dengan organisasi Hizbullah yang menjadi batu sandungan Zionis Israil dan Amerika di Libanon, serta hubungan dekat keduanya dengan Republik Islam Iran, menjadikan Negara-negara kaki tangan Amerika tersebut mengambil jarak dan bahkan memboikot KTT tersebut.
Ketidakhadiran beberapa Negara ini disinyalir kuat terpengaruh oleh lobi yang dilakukan Kondoliza Rice dan Dick Cheney, sebagai mediator Amerika dan rezim Zionis Israil dalam menyurutkan kredibilitas KTT Liga Arab. Dan melalui KTT ini yang diharapkan dapat meredakan ketegangan hubungan antara Suriah dan beberapa Negara pro Barat di Timteng, harus menguburkan kembali harapan-harapan yang dipercaya akan sangat strategis bagi kekuatan Bangsa Arab untuk menjadi Tuan di negerinya sendiri, dan mengayomi saudara sesama di kawasan dari kebrutalan para ekspansionis di Timteng. [vendra22]
DEDIKASI DIRI 